Karena keberadaan kapal selam dalam pertempuran di laut, ranjau laut pun mulai banyak digunakan sebagai senjata perang dengan maksud untuk membatasi operasi kapal selam musuh. Setelah era Perang Dunia I dan II berakhir, pembuatan kapal selam makin banyak mengalami kemajuan. Dalam hal ini Angkatan Laut Amerika Serikat yang bisa dijadikan contoh sebagai pihak yang turut memberikan sumbangan pada kemajuan teknik pembuatan kapal selam. Puncak dari kemajuan ini ditandai dengan keberhasilan mereka meluncurkan kapal selam bertenaga nuklir yang pertama di dunia, USS Nautilus (SSN-571). Nama yang mirip kapal selam yang dikendarai oleh Kapten Nemo dalam cerita “20.000 Mil di Bawah Lautan” karangan Jules Verne. Seperti juga pada cerita fiksi itu, USS Nautilus pun berhasil melintasi Kutub Utara pada tahun 1958. Diawali dengan era USS Nautilus itu, kapal selam mulai dilengkapi dengan peluru kendali antar benua. Terutama pada kapal selam milik Amerika dan Uni Sovyet pada saat masih maraknya perang dingin diantara kedua negera tersebut. Pada awal kemunculannya hingga saat ini pun kapal selam lebih banyak dibuat untuk tujuan perang atau setidaknya sebagai alat pertahan diri. Bagaimana dengan kegunaan lainnya? Beberapa negara sudah mengembangkan kapal selam untuk tujuan penelitian di dasar laut. Misalnya negara China yang baru-baru ini berhasil menguji coba kapal selam yang mampu menyelam hingga kedalaman 7.000 Meter. Kabarnya ini untuk memulai proyek pembangunan stasiun penelitian bawah laut mereka. Ada juga kapal selam yang digunakan untuk tujuan wisata. Misalnya kapal selam Odyssey yang berpangkalan di Labuhan Amuk Padang Bay, pulau Bali. Tapi sayang, tarifnya mahal. Menurut ukuran saya sih. Untuk penyelaman selama 45 menit pada kedalaman 35 Meter, untuk orang dewasa dikenakan tarif Rp. 470.000,-. Tapi jika Anda memiliki kelebihan dana dan ingin mencoba pengalaman menyelam dengan menggunakan kapal selam, tidak ada salahnya untuk merasakan pengalaman yang jarang dialami banyak orang itu. Berpuluh tahun yang lalu, sebelum tahun 1974, beberapa pertanyaan berkecamuk dalam diri Muhammad Yunus. Orang yang turut berperan dalam kemerdekaan Bangladesh ini menggumam, "Bagaimana saya bisa terus mengajarkan kisah bohong ini kepada mahasiswa saya atas nama ekonomi? Saya perlu melarikan diri dari teori-teori dan buku-buku, lalu menemukan kehidupan ekonomi riil dalam diri orang miskin".Pada akhirnya pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang membawa Muhammad Yunus untuk memulai mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro. Semua berawal dari desa Jobra, sebuah tempat yang berada di dekat Chittagong University Bangladesh pada tahun 1974. Dengan uang pribadi sejumlah 27 Dollar Amerika, pemilik gelar doctor ekonomi ini mulai menolong 42 orang pengemis yang terjerat rentenir.
Keris dan asal-usul senjata tradisional ini di Indonesia
-
Video: Keris dan asal-usul senjata tradisional ini di Indonesia | TV
Kampung. Senjata tradisional adalah produk budaya yang lekat hubungannya
dengan s...
7 tahun yang lalu