Siapa yang sudi berantakan mukanya kena ? Tidak ada. adalah orang yang mengembangkan dan mempopulerkan teknik untuk mencegah yang menyeramkan itu. Berterima kasihlah kita kepada karena praktis sudah tersapu dari muka bumi sehingga jarang lagi orang membayangkan betapa menakutkannya itu di abad lampau. begitu gampang menjalar sehingga bagian besar orang kena ini dalam masa hidupnya. Bukan saja mengerikan tetapi juga membunuh, sehingga antara 10-20 persen yang kehinggapan ini melayang ke alam baka. Dan bagi mereka yang nasib baik bisa bertahan hidup, kacau-balaulah wajah mukanya, bolong-bolong seperti parutan, seumur-umur. tidak cuma terbatas di tentu saja, tetapi melanda seluruh Utara, India, Cina dan hampir semua bagian dunia. Di mana-mana, anak-anaklah yang sering jadi korban ini. Bertahun-tahun usaha sudah ditempuh orang bagaimana menemukan cara yang dapat diandalkan mencegah . Sudahlah lama diketahui, barangsiapa mampu bertahan hidup dari serangan , sesudah itu malahan jadi kebal dan tidak bakalan lagi tersiksa itu untuk yang kedua kalinya. Di daerah Timur, pengamatan ini sudah dijelmakan dalam praktek menginjeksi serum ke dalam tubuh orang dengan sesuatu yang diambil dari tubuh penderita ringan, dan sesudah sembuh dia akan kebal. Praktek ini diperkenalkan di di awal abad ke-18 oleh Lady Mary Wotley Montagu, dan sudah dikenal lama bertahun-tahun sebelum . Dan sendiri sebenarnya sudah disuntik macam itu tatkala umurnya sembilan tahun. Tetapi, cara pencegahan seada-adanya ini bisa bawa akibat gawat; sejumlah orang yang begitu disuntik bukannya kena enteng malah sungguhan sehingga hancur-leburlah kulit mukanya. Nyatanya sekitar dua persen pada saat sesudah suntikan itu, segera kena serangan yang fatal! Jelas, cara yang lebih sempurna amat diperlukan. dilahirkan tahun 1749, di kecil Berkeley di Cloucestershire, . Selaku bocah berumur dua belas tahun dia sudah magang jadi ahli bedah. Kemudian dia belajar ani dan bekerja di rumah sakit. Tahun 1792 dia peroleh ijazah dari St. Andrew. Di usia pertengahan empat puluhan dia sudah jadi yang berbobot dan ahli bedah di Goncestershire. sudah terbiasa dengan kepercayaan --yang umum dianut oleh para petani dan wanita pemerah susu di daerahnya-- bahwa orang yang kehinggapan " sapi" semacam ternak ringan yang bisa menular kepada manusia, tak akan pernah tertimpa . (" sapi" itu sendiri tidak berbahaya, meskipun gejala-gejalanya mirip dengan biasa). menyadari, bilamana kepercayaan para petani itu mengandung kebenaran, maka menyuntikkan " sapi" ke tubuh manusia akan merupakan cara yang aman untuk membuat mereka kebal terhadap . Dia pelajari dengan seksama masalah ini, dan menjelang tahun 1796 dia betul-betul yakin bahwa kepercayaan para petani itu memang ternyata tidak meleset. Maka memutuskan mencobanya secara langsung. Di bulan Mei 1796 menyuntik Phipps, seorang bocah lelaki berumur delapan tahun dengan sesuatu yang diambil dari bintik " sapi" yang ada di tangan seorang pemerah susu. Sebagaimana memang diharapkan, bocah kecil itu kehinggapan " sapi" tetapi segera sembuh. Beberapa minggu kemudian, menyuntikkan Phipps serum . Dan sebagaimana diharapkan pada bocah itu tak tampak tanda-tanda Sesudah melakukan penyelidikan bebih mendalam, memperkenalkan hasil-hasil usahanya lewat sebuah tipis berjudul An Inquiry into the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae, diterbitkannya secara pribadi tahun 1798. itulah yang jadi penyebab diterimanya secara umum dan berkembang luas. Sesudah itu menulis lima artikel lagi mengenai soal , dan bertahun-tahun dia mengabdikan waktunya menyebarluaskan pengetahuan tentang tekniknya dan kerja keras agar dapat diterima orang.
Keris dan asal-usul senjata tradisional ini di Indonesia
-
Video: Keris dan asal-usul senjata tradisional ini di Indonesia | TV
Kampung. Senjata tradisional adalah produk budaya yang lekat hubungannya
dengan s...
7 tahun yang lalu