Membentuk kelompok kerja virtual
Penerbangan
Kemudahan dan keakraban dalam menggunakan perangkat telekomunikasi menjadi sarana jitu untuk saling menghubungkan agen-agen tersebut jika suatu saat dibutuhkan. Dalam konteks organisasi, kelompok kerja virtual ini, yang masing-masing merupakan perpaduan sejumlah bakan dan keahlian khusus, bisa muncul dan melintasi batas-batas organisasi konvensional seperti yang terdapat pada perusahaan umumnya. Modus kerja seperti itu sudah umum dan sejak lama terjadi pada industri hiburan, dengan dibentuknya sebuah organisasi semu selama penanganan suatu proyek, yang kemudian bubar setelah proyek tersebut selesai dikerjakan. Menurut para pengamat dunia kerja, ini akan menjadi standard dunia kerja masa depan. Team kerja virtual bisa sangat luwes dan terampil karena memang dipimpin oleh siapa saja yang memiliki keahlian dan keterampilan yang paling diperlukan dalam penanganan suatu proyek. Bukan oleh seseorang yang kebetulan menduduki jabatan manager dalam perusahaan. Kelompok kerja khusus sekarang makin disukai oleh banyak perusahaan. Ini dikarenakan kemampuan mereka dalam menggali kemampuan-kemampuan yang sebelumnya tersembunyi dan menjadi muncul ke permukaan melalui acara-acara bebas untuk berbincang dan bertukar informasi atau gagasan. Kini pertanyaannya adalah, apakah dunia kerja baru tersebut akan bertambah suram karena tekanan pekerjaan yang terus-menerus hingga merampas kesempatan kita untuk menikmati hidup ini? Apakah ada cara-cara yang bisa digunakan untuk membuat pekerjaan kita menjadi menggairahkan, memuaskan, dan mendewasakan? Karena bagaimana pun kita adalah manusia dengan sifat kemanusiaannya, bukan robot yang bagaimana pun canggihnya tetap tanpa emosi dan keinginan.
Tau yang namanya seterika, kan. Ada juga yang nyebut setrika, huruf "e"nya hilang satu. Saya lihat di kamus, sebutannya "seterika", huruf "e"nya ada dua. Saya punya kenangan lucu yang melibatkan alat untuk merapikan pakaian ini. Cerita tentang seterika listrik ini terjadi pada abad 20 lalu. Tahunnya saya agak lupa. Pokoknya antara tahun 1993 atau 1994, gitu. Waktu itu saya masih suka ikutan ngeband. Nah ceritanya waktu itu saya dan teman-teman rombongan band Pertamina Bunyu lagi ikut terlibat dalam perayaan daerah di Tanjung Selor. Saya juga lupa, itu perayaan Birau atau Irau. Sebuah perayaan khas di daerah Kalimantan Timur bagian utara. Dan tahun itu perayaannya di pusatkan di kota Tanjung Selor, ibu kota kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur. Salah satu tugas kami pada perayaan itu adalah mengiringi penampilan 3 orang anggota Ken Dedes. Mbak Titiek Saleh dan anaknya yang bernama Fenty, dan seorang pemain tamborin dari Ken Dedes yang saya lupa namanya. Sehari sebelumnya kami dan ketiga anggota Ken Dedes itu belatih di mess Pemda Tanjung Selor yang berada di daerah Skip. Kebetulan saya dan teman-teman diinapkan di mess itu. Sementara mbak Titiek cs nginap di hotel Teduran Mas. Pokoknya latihan berjalan lancar dan sempat jadi tontonan penduduk yang tinggal di seputar mess itu. Mess yang kami tempati jadi dipadati manusia yang tumplek blek. Wis…, malah kayak sudah manggung aja. Keesokan harinya kami sibuk nyiapin seragam pentas. Yaitu tadi, nyeterika pakaian yang mau kami pakai untuk malam pertunjukan. Kebetulan seorang teman, namanya Bain, memang berasal dari kota Tanjung Selor ini. Jadi dia nginap di rumah orang tuanya. Ndak jadi satu dengan kami di mess. Pagi harinya kami pinjam seterika dari orang tuanya. Cerita selanjutnya kami bergantian nyeterika pakaian. Pas sudah siang, Bain datang ke mess untuk mengambil seterika yang kami pinjam itu. Sebab dia juga belum nyeterika seragam pentasnya. Dan ndak tau, dapat bujukan setan dari mana, timbul keisengan kami untuk ngerjain si Bain ini. Kami bilang padanya kalau seterika listrik itu lagi dipinjam mbak Titiek (yang anggota Ken Dedes itu) untuk nyeterika kostum panggungnya juga. Eh…, si Bain koq malah percaya, dan segera menuju ke hotel tempat mbak Titiek cs nginap. Walah.., padahal maksudnya kami hanya bercanda. Koq malah dikira beneran. Ya udah, ditunggu aja kejadian selanjutnya.
Keris dan asal-usul senjata tradisional ini di Indonesia
-
Video: Keris dan asal-usul senjata tradisional ini di Indonesia | TV
Kampung. Senjata tradisional adalah produk budaya yang lekat hubungannya
dengan s...
7 tahun yang lalu